Antineoplastons adalah zat yang ditemukan secara normal dalam urin manusia dan darah yang telah diusulkan untuk dapat menghentikan sel-sel kanker membelah dan berkembang. Antineoplaston dapat dibuat di laboratorium juga. Terapi antineoplaston diusulkan pada tahun 1970-an sebagai kemungkinan pengobatan kanker, tetapi tidak ada penelitian atau uji coba yang mampu membuktikan bahwa itu bisa efektif.
Terapi antineoplaston didasarkan pada penyediaan tubuh dengan zat yang dibutuhkan untuk memperbaiki perkembangan sel yang abnormal. Ini memungkinkan untuk berkembang secara normal atau mati kematian sel alami, sementara sel sehat tidak terpengaruh. Beberapa percobaan terapi antineoplaston telah dilakukan pada pasien kanker, tetapi uji coba ini belum membuktikan bahwa terapi jenis ini efektif.
Antineoplastons tidak disetujui oleh Administrasi Makanan dan Obat AS (FDA) untuk pengobatan penyakit atau kondisi apa pun. Efek samping dari perawatan antineoplaston termasuk anemia, pusing, kelelahan, tekanan darah tinggi, dan efek sistem saraf yang berpotensi serius.
Antineoplaston
Antineoplastons adalah sekelompok senyawa kimia yang ditemukan secara normal dalam urin dan darah. Mereka sebagian besar terdiri dari asam amino (blok bangunan protein) dan peptida (senyawa yang terbuat dari dua atau lebih asam amino). Untuk digunakan dalam penelitian medis, antineoplastons awalnya diambil dari air seni manusia, tetapi sekarang terbuat dari bahan kimia di laboratorium.
Sejarah Penemuan dan Penggunaan Antineoplastons sebagai Pengobatan Komplementer dan Alternatif untuk Kanker
Terapi antineoplaston dikembangkan oleh Dr. S. R. Burzynski. Dia mengusulkan bahwa harus ada proses di dalam tubuh yang mengontrol bagaimana sebuah sel berkembang, dan bahwa proses ini gagal ketika sebuah sel membelah tanpa akhir dan berkembang menjadi tumor. Dia menyarankan bahwa zat alami tertentu, yang ia beri nama "antineoplastons," mengganti sel yang abnormal kembali ke jalur perkembangan normal.
Karena peptida dianggap sebagai pembawa instruksi dalam tubuh, ia mulai mencari peptida yang mungkin ada dalam darah pasien kanker. Setelah membandingkan darah orang sehat dengan darah penderita kanker, Dr. Burzynski menemukan bahwa orang dengan kanker memiliki jumlah yang lebih rendah dari kelompok bahan kimia tertentu. Dia menemukan bahan kimia yang sama dalam air kencing dan menyarankan bahwa beberapa bahan kimia ini dapat digunakan untuk menghentikan sel kanker tertentu agar tidak membelah.
Dr. Burzynski memisahkan dan membuang beberapa jenis antineoplastons dari urin orang yang sehat. Dia menguji antineoplaston ini pada sel normal dan abnormal untuk melihat efeknya dan menemukan bahwa beberapa jenis antineoplastons lebih efektif pada lebih banyak jenis sel abnormal daripada yang lain. Ia menyebut jenis ini antineoplaston A. Ia kemudian mengembangkan dan menguji antineoplastons A1, A2, A3, A4, dan A5.
Ia menemukan bahwa A2 memiliki efek paling besar pada sel tumor dan menamai bahan aktif di dalamnya A10. Antineoplastons lainnya mengikuti. Pada tahun 1976, Dr. Burzynski mengusulkan penggunaan antineoplastons sebagai kemungkinan pengobatan kanker dan mulai merawat pasien dalam uji klinis di kliniknya sendiri. Sejak tahun 1980, Dr. Burzynski telah membuat antineoplastons dari bahan kimia di laboratoriumnya, bukannya mengambilnya dari urin atau darah.
No comments:
Post a Comment